Sabtu, 06 Oktober 2012

07-10-2012

Diposting oleh Profil CHK di 20.12

    Dalam hidup, ada beberappa cuplikan episode yang dengan indah Ia rangkai untuk kita bisa belajar. Belajar mengambil percikan kebenaran, atau bahkan, belajar mengenali suatu kesalahan.
Setelah menghabiskan berminggu-minggu untuk merenungkan dan mereduksi segala yang terjadi dalam hidupku saat ini, yang hanya dalam kurun waktu singkat aku mengalami goncangan-goncangan yang hampir membuatku patah. Aku habiskan waktu hanya untuk mengasihani diriku sendiri, mengasiani segala kelemahan-kelemahan atau lebih tepat kemalasan yang sebenarnya harus aku tepis jauh-jauh. Aku mengalihkan segala fokusku untuk memikirkan hal-hal yang lebih membahagiakanku, padahal itu hanya bahagia semu, karena dibelakang aku masih menyimpan beban yang merupakan bom waktu yang akan siap meledak kapanpun ia mau. Entah kenapa, aku yang terbiasa menghadapi ini justu lari dari kenyataan.         Memalukan, aku minta dikasiani atas hal-hal yang menimpaku, padahal harusnya aku yang ada didepan untuk menguatkan. aku menjerit tak mau menghadapinya, orang macam apa aku ini. Aku merasa sendiri, tak sanggup menghadapinya, padahal harusnya yakin kalau  Allah itu membersamai dalam setiap langkah, apakah aku melupakan bahwa Allah itu tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan hambaNYA. Seolah-olah tak ada yang mau mengerti, padahal aku sendiri yang berkomitmen untuk tak membaginya pada dunia. Orang macam apa aku ini. Hanya bisa sembunyi dan minta belas kasihan orang lain, berpura-pura mengalihkan topik agar aku lupa pada bom waktu yang aku simpan. Aku membiarkan orang-orang yang aku kasihi berjuang sendiri menanggung perih yang mungkin akan mengendap dan membinasakan. Orang macam apa aku ini. Mengeluh dan mengeluh, mengasiani diri sendiri yang tidak ada gunanya sama sekali. Dalam hati yang terdalam, sungguh aku ingin bangkit dan menghadapinnya, tapi kenapa aku begitu lemah dan malas. Orang macam apa aku ini.
   Subuh ini aku membaca sebuah artikel, dan tak tau kenapa batinku terasa terkoyak saat sampai pada kalimat “Jika ia memang beriman, dengan sebenar-benar dan seyakin-yakinnya iman, maka tidaklah pantas ia memilih untuk mensia-siakan kehidupan yang telah diberikan.”
I shouldn’t have done it before, why in the world did I even think about that thing in that way?
Memalukan, kenapa butuh waktu yang lama untuk aku menyadari tak ada yang sia-sia pada setiap hal yang Ia sediakan dalam kehidupan.
Yang tersisa hanya seberapa jauh kesiapan kita mentadabburi setiap petunjuk dari-Nya.
Aku akan memulai kembali menjadi aku. 
Kepenatan, keraguan, kebimbanganmu akan hilang, seiring tilawahmu yang kau baca perlahan.. #karenaQuranAdalahObat

quotes An Nisa San likes


"Setiap hari cinta harus ditumbuhkan dengan berbagai cara. Cinta harus tumbuh menembus semua rintangan. Kuncup-kuncupnya tak boleh merekah semua seketika, untuk kemudian layu. Ranting dan pokoknya harus kuat menjulang. Cinta harus ditumbuhkan sepanjang usia dengan bunga-bunganya yang bertaburan di sepanjang jalan kesetiaan. Jalan yang ditapaki dengan riang di bumi dan semoga kelak mempertemukan kita kembali dengannya di surga"— Helvy Tiana Rosa

Popular Posts

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(3:31) ^

si unyu

 

Melukis Warna Kalbu Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea