Setting : Sore hari di puncak Table Mountain, Kilimanjaro, Afika.
***
MEngapa orang menikah? Karena mereka jatuh cinta. (*menyimak serius*)
Mengapa rumah tangganya kemudian bahagia?
Apakah karena jatuh cinta?
Bukan.... (aku kaget)
Tapi karena mereka terus bangun cinta. Jatuh cinta itu gampang, 10 menit juga bisa. (melirik curiga)
Tapi bangun cinta itu susah sekali, perlu waktu seumur hidup....
Mengapa jatuh cinta gampang? Karena saat itu kita buta, bisu & tuli terhadap keburukan pasangan kita.
Tapi saat memasuki pernikahan, tak ada yg bisa ditutupi lagi. Dengan interaksi 24 jam/hari... 7 hari dlm seminggu, semua belang tersingkap.... (Galau. Gigit-gigit pensil, secara gw masih suka ngupil)
Di sini letak perbedaan jatuh cinta & bangun cinta. (manggut-manggut sambil menerawang ke angkasa)
Jatuh cinta dalam keadaan menyukai. Namun bangun cinta diperlukan dalam keadaan jengkel. (mulai tercerahkan)
Dlm keadaan jengkel, cinta bukan lagi berwujud pelukan, melainkan berbentuk itikad baik memahami konflik & bersama-sama mencari solusi yg dapat diterima semua pihak. Cinta yg dewasa tak menyimpan uneg-uneg, walau ada beberapa hal peka untuk bisa diungkapkan seperti masalah keuangan, orang tua, dan keluarga atau masalah sex.... (keselek pensil + tipe-x)
Namun sepeka apapun masalah itu perlu dibicarakan agar kejengkelan tak berlarut. (narik pensil n tipe-x dari tenggorokan)
Syarat untuk keberhasilan pembicaraan adalah kita bisa saling memperhitungkan perasaan.
Jika suami istri saling memperhatikan perasaan sendiri, mereka akan saling melukai. (*so sweet*)
Jika dibiarkan berlarut, mereka bisa saling memusuhi & rumah tangga sudah berubah bukan surga lagi tapi neraka. Apakah kondisi ini bisa diperbaiki? (Mulai memikirkan games apa yang cocok untuk mempererat ikatan rumah tangga ?)
Tentu saja bisa, saat masing-masing mengingat komitmen awal mereka dulu apakah dulu ingin mencari teman hidup atau musuh hidup. Kalau memang mencari teman hidup kenapa sekarang malah bermusuhan? (Aha ! games alien vs predator)
Mencari teman hidup memang dimulai dengan jatuh cinta. Tetapi sesudahnya, porsi terbesar adalah membangun cinta. (kata porsi mengingatkanku dengan mangkok bakso *murid sesat*)
Berarti mendewasakan cinta sehingga kedua pihak bisa saling mengoreksi, berunding, menghargai, tenggang rasa, menopang, setia, mendengarkan, memahami, mengalah, dan bertanggung jawab.
Mau punya teman hidup? (nengok kanan-kiri *masih ragu-ragu*)
Jatuh cintalah......................
***
Aku memandangi cabang-cabang pohon acardia itu mencoba mencerna pesan beliau ? Lalu, saat aku kembali menoleh kedepan, sosoknya telah menghilang bersama hembusan angin sore.
Guruuuuu !!!! (akau berteriak bagai orang gila)
[Copas dari Mas Andri Husein]