Rabu, 26 Desember 2012

Pengalaman ke Rumah Sakit JIwa

Diposting oleh Profil CHK di 19.39

    Pengalaman pertama kali ke Rumah Sakit Jiwa itu sungguh membuka mataku lebar-lebar, melihat "mereka" berteriak-teriak seakan meminta "dengarkanlah" membuat hatiku cukup merinding, dan ingin sekali meneteskan air mata.
    Aku mencoba memetik sebuah hikmah dari sebuah perjalanan hidup, bahwa memang Tuhan ingin  aku menjadi manusia yang lebih baik, memang harus begitu jalannya kehidupan, tergantung bagaimana aku menyikapi dan berjiwa besar. Taukah aku tak pernah putus asa, walaupun aku sering dihadapkan pada rasa keputusasaan yang begitu mendalam.
   Miris ketika di desa banyak ibu-ibu ketika melihat orang yang mereka sebut sakit jiwa berjalan sempoyongan didepan rumah mereka segera menyuruh anak-anaknya masuk kedalam rumah dengan tatapan jijik, anak-anak kecil itu mau tak mau belajar membenci seseorang yang bernama sakit jiwa atau wong edan .
Padahal mereka sama sekali tidak menyerang, lalu kenapa harus dirisaukan??
Tidak beda, ketika aku berbicara dengan beberapa orang yang katanya intelek IPK diatas 3 koma , mahasiswa bimbingan dan konseling yang katanya menerima individu secara utuh dan apa-adanya, ketika mereka menyampaikan pandangannya tentang wong edan , mulailah dengan raut muka yang tampak jijik bahkan lalu menggunakannya sebagai bahan olokan, sampai disini aku sadar,sepertinya aku salah bertanya -_- #tepok jidat.
   Coba pikirkan, memang cukup waraskah kita semua membiarkan golongan mereka terbuang di tepi jalan tanpa sehelai kain? Waraskah kita membiarkan mereka seperti hewan yang bahkan harus mengais tong sampah untuk mendapatkan makanan? Lalu CUKUP waraskah kita untuk sekadar memberi mereka sepasang pakaian, sebotol minuman, dan sekotak nasi? “Mana mau mereka diminta berpakaian atau melahap makanan dari kita?” Pasti sebagian dari kalian berpikir begitu bukan? Omong kosong.
   Saya sadar, saya belum cukup waras dan belum cukup bernurani untuk semua itu. Semua orang sakit jiwa dalam kadar yang berbeda. Batasan antara yang disebut ‘orang gila’ dengan yang disebut ‘orang waras’ hanyalah kesadaran. Yaa, kesadaran bahwa dia sakit jiwa. Orang gila itu tidak ada, bukankah ‘orang gila’ hanyalah sebutan bagi mereka yang tidak sadar bahwa dirinya sakit jiwa?
Syukurlah saya masih sadar bahwa saya memiliki sisi jiwa yang sakit dan tidak ada manusia yang sempurna. Maka bukankah setiap orang punya sisi sakit jiwa? Entahlah.
Kepenatan, keraguan, kebimbanganmu akan hilang, seiring tilawahmu yang kau baca perlahan.. #karenaQuranAdalahObat

quotes An Nisa San likes


"Setiap hari cinta harus ditumbuhkan dengan berbagai cara. Cinta harus tumbuh menembus semua rintangan. Kuncup-kuncupnya tak boleh merekah semua seketika, untuk kemudian layu. Ranting dan pokoknya harus kuat menjulang. Cinta harus ditumbuhkan sepanjang usia dengan bunga-bunganya yang bertaburan di sepanjang jalan kesetiaan. Jalan yang ditapaki dengan riang di bumi dan semoga kelak mempertemukan kita kembali dengannya di surga"— Helvy Tiana Rosa

Popular Posts

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(3:31) ^

si unyu

 

Melukis Warna Kalbu Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea