Selalu ada yang bernyanyi dan berelegi
Dibalik awan hitam
Smoga ada yang menerangi sisi gelap ini,
Menanti..
Seperti pelangi setia menunggu hujan reda
Aku selalu suka sehabis hujan dibulan desember,
Di bulan desember
Sampai nanti ketika hujan tak lagi
Meneteskan duka meretas luka
Sampai hujan memulihkan luka
Diam jauh lebih bermakna bagiku, diantara rintik hujan yang menghujam, aku ada dintaramu, kamu ada dalam setiap doaku.
Hujan itu mereda, walau dia masih tetap dengan cacian gemuruh dan makian petirnya.
Tak tau apakah itu wujud kekecewaan yang tertahan, bentuk dari duka yang mendalam atau justru kebahagiaan yang tak terbendung.
Hujan, selalu menyisakan sisi romantisnya
Kau tau apa yang membuatku selalu mencintai hujan?
Hmm. Aku senang mencium bau tanah sehabis hujan. Ada hujan, cinta pun terbilang. Setitik hujan itu menetes dan semakin parah. Bolehkah aku menyimpannya?
Sudah pernah menyentuh hujan sesaat senja?
Hujan, sebuah presipitasi berwujud cairan yang saat ini sering menghampiri. Sering menggali inspirasi, entah itu imajinasi dalam kelembapan tiga dimensi. Kadang hujan mengundang keluhan, tapi hujan juga pembangkit memori. Membawa ketenangan pada diri, apalagi saat sendiri.
Hujan, selalu ada rindu yang jatuh bersama tetesannya.