Aku selalu berusaha merelakan sebuah perpisahan, aku belajar sangat lama untuk ini. Berjalannya waktu Akhirnya aku menyadari memang dengan perpisahan kita bisa belajar makna kebersamaan. Selama ini mungkin sudah terlalu banyak cerita, dan pada akhirnya kita memang harus memilih.
Suka,duka kehidupan. . .
Kita tidak pernah tahu, akan jadi seperti apa kita nanti setelah perpisahan
Tapi kita selalu dijanjikan masa depan, bahwa perpisahan adalah jalan terbaik menuju kebahagiaan bersama.
Apa kita mengerti? aku rasa bahkan kita sudah terlalu lama belajar menyembunyikan perasaan. Sampai-sampai kalau kita jadi bintang film mungkin saja sudah dapat piala citra,mungkin.
Kita sudah terlalu lama terlatih untuk lebih mementingkan perasaan orang yang kita sayangi, lalu bagaimana dengan perasaan kita? Entahlah, mungkin saja ada bagian yang terluka, disisi yang paling dalam sehingga tak ada satupun manusia dibumi ini tahu.
Kita bahkan tidak bertanya mengapa,kenapa,bagaimana.
Untuk apa?
kita bahkan sudah terlalu acuh setengah tak perduli.
Menangis?? rasanya tak perlu menangis untuk sekedar terlihat nelangsa.
Tanpa kita sadari waktu mengajarkan kita untuk tegar. . .
Kita sudah benar-benar terbiasa. . .
Mungkin kita hanya perlu menyiapkan diri menyambut masa depan, kita hanya perlu belajar mensetting telinga kita, agar suara sumbang tidak sampai ke hati.
belajar menerima,bahwa memang semua memang sudah diatur sebaik-baiknya.
Ini takdir, aku percaya itu, semua sudah jelas tertulis dalam lauhul mahfudz . . .
Tapi ijinkan aku memohon padaMu ya Allah, berikanlah kesempatan agar kita bisa mempersembahkan yang terbaik, setidaknya kita bisa melukis senyuman untuk sebuah akhir dalam sebuah perjalanan panjang yang layak untuk dikenang dikemudian hari, tentu dengan hati yang jauh lebih baik.
Aku menantikan masa itu, dimana kita semua sudah bisa menerima dengan ikhlas dan masa depan membuktikan janjinya,
Bagi kita, bagaimanapun kebahgianmu segala-galanya. . .