Aku berjalan seperti tak punya muka, buat apa toh aku nista.
Kamu tau, aku lega saat kamu bilang "ga papa"
Walaupun ada sejuta rasa ragu tapi aku percaya aku sudah melakukan yang terbaik yang aku bisa, karena aku bukan tipe orang yang senang menutupi bangkai.
Aku katakan sejujurnya beginilah aku. Aku adalah dua sisi yang terbentuk dari dari masa lalu dan masa kini.
Dan aku mengaku khilaf. . .
Jatuh bangun aku berusaha lepas, Tuhan Engkau tahu apa yang telah aku lakukan untuk ini.
Jatuh bangun aku berusaha lepas, Tuhan Engkau tahu apa yang telah aku lakukan untuk ini.
Aku katakan aku bukanlah orang baik seperti apa yang kamu kira tapi aku juga tak seburuk dari apa yang terpikirkan olehmu.
Kata yang keluar dari mulutku bukanlah kata yang tak pernah aku pikirkan dan aku resapi terlebih dulu, jadi jangan khawatir. Inilah aku berkata yang sejujurnya.
Mungkin memang tak terdengar manis, tapi aku bukan seseorang yang plin plan.
Ini tentang prinsip, bagaimana aku harus berjuang mempertahankan apa yang telah aku yakini.
Bila suatu saat kamu benar-benar memilihku, maka aku pastikan kamu adalah orang yang aku pilih.
Tak Tampan bukan sesuatu yang harus dirisaukan, Umurpun bukan sesuatu yang aku permasalahkan lagi, tapi ini tentang keterkaitan. Ya, keterkaitan dengan rencana Tuhan, bahwa kita layak mendapatkan apa yang terbaik untuk kita, karena inilah buah dari kesabaran. . .
Karena semuanya berujung pada kata "Tulus" tulus menerima dan memberi. Bukan karena mengincar harta. . . Bukan mengenai seberapa banyak uang yang aku miliki, warisan yang aku punya, apa pekerjaan orangtuaku,apa pangkat orangtuaku. Dan aku sudah benar-benar tersadar bahwa semua hanya fatamorgana, lalu kemana saja aku selama ini, maka biarkanlah rencana Tuhan yang menjawab.
Aku kini realistis. . .
Alur maju mundur :D Surakarta 4/9/2013. 0:49 WIB