Sedangkan aku? aku masih saja merasa malu, aku seakan berusaha menutupi segalanya dan aku berlagak baik-baik saja, padahal aku saja terlalu sakit walaupun hanya untuk menyimpannya. Aku selalu punya alasan jitu kalau ada yang bertanya, aku jawab ini itu, padahal aku tau jelas mereka sudah tau yang sebenarnya, tak tau kenapa aku tetap saja menutupinya. Tapi rasanya aku belum siap kalau ada teman-teman ku yang sekarang tau. Aku masih berpikir mungkin memang hanya teman-teman dekatku saja yang bisa menerima keadaanku apa adanya. Aku hanya tak mau kalau mereka tau, ini hanya akan menjadi bahan hinaan yang tak teruangkap, aku tak ingin siapapun menyakitinya dengan cara pandang mereka yang keliru. Seiring berjalannya waktu Aku juga seakan kehilangan keyakinan kalau semua ini akan berakhir. Seminggu,sebulan, setahun,dua,tiga,hingga empat tahun, dan ternyata Allah belum memberikan kesembuhan.Agak sedih pas ngumpul ada temen2 kuliah yang ceritain keadaan keluarga temen kita sendiri "si dia" bla bla bla, dan aku sadar cara pandang mereka masih sempit.
Dalam kehidupan, aku percaya bahwa Allah sudah mengatur sebaik-baiknya, ada hikmah yang diberikan Allah, walaupun sampai sekarang aku masih menggali apa hikmah sebenarnya dari semua yang kami alami ini. Akan ada saatnya nanti aku siap dan aku akan jujur, karena ini bukan aib, ini adalah takdir. Dan aku harap perlakuan kalian tetep sama ke aku, karena ini jalan hidup kami, dan masing-masing orang punya jalannya sendiri.Walaupun kadang ngiri kalau ada temen yang sering banget cerita kebahagian tentang*********** (walaupun ga niat pamer) rasanya nyesek aja kalau pas lagi sedih. Yah but it's they life dan aku punya kehidupan sendiri. Ya sudahlah malah jadi inget yang sedih-sedih, sudah sudah jalani hidup dengan tegar dan harus selalu bahagia dan gembira ria...muehehe. inget Allah gak kan ninggalin hambaNYA.