“Air mata membersihkan hati dari kuman benci,
dan mengajari manusia ikut merasakan,
pedihnya hati yang patah.”
(Kahlil Gibran)
Lidahku terasa amat kelu, tak ada kata tentangmu yang ingin ku ucap saat ini, ku coba goreskan rasa dalam balutan aroma cinta yang tertuang dalam setiap huruf-huruf cinta, ah. . .cinta, lagi lagi cinta. mungkin sudah terlalu banyak puisi-puisi dan kata-kata manis yang kutuangkan untukmu, ku akui aku pernah mencoba mengelak, meskipun akhirnya aku mengaku kalah. siapa yang bisa menolak datangnya cinta, jika cinta adalah sebuah anugrah Sang Maha Pemilik Cinta Hakiki.
“Bagaimanapun hatiku satu denganmu.
Menyatu dalam Cinta.”
(Jalaludin Rumi)
Kali ini Tuhan memberikan ku sebuah pelajaran tentang Makna cinta. aku akui, ini kali pertama aku merasakan benar-benar jatuh cinta, hingga mata hati ini tertutup untuk melihat selain dirimu, terbenam dalam gejolak rindu yang tak pernah kurasakan sebelumnya hingga membuatku sering terlena. sekarang bahkan terasa lain, mengapa dalam setiap kidung doaku terselip namamu diujung hatiku. aku mencoba memahami dan terus memahami semua rasa yang hadir ini satu persatu, meskipun akhirnya tak kutemui satu alasanpun.
sering, aku menyalahkan diri tentang rasa yang terlanjur tertanam, tentang rasa yang tak terbalas, tentang rindu yang tak terpaut. tapi sekarang ku tersadar bahwa semua diluar kendaliku, aku bukan penulis skenario kehidupan. aku tak berhak meminta hati yang mungkin saja bukan untukku.
“Hanya cinta yang utuh,
seperti derita jiwa yang bergejolak,
akan menghidupkan,
dan mengangkat hati,
kepada pemahaman.
“ (Kahlil Gibran)
kemarin, memang aku mencoba lari dari semua rasa ini, dan aku yakinkan diriku bahwa aku terbebas dari rasa ini, aku bisa melupakanmu, tentu saja. bahkan rasa itu kini tlah hilang, pikirku. aku terlalu sombong mengakui hadirmu dalam hatiku, tapi aku tau jauh dalam lubuk hati ini aku masih menyipan rasa ini, dan taukah rasa ini masih tetap sama, aku masih bisa merasakan dengan jelas semua getar-getar yang terajut saat ku sebut namamu. bahkan rona malu dipipi ini tak sanggup ku sembunyikan saat ku dengar semua hal tentangmu.
Dan kita, adalah sebuah belahan hati
yang tak bisa kutulisi sendiri tanpa kamu maknai
tak bisa kugambar sendiri tanpa kamu warnai
seperti huruf-huruf cinta yang berkilauan
di setiap bunga di setiap embun yang meresap ke dalam kalbu.
tahukah kawan, bahwa Tuhan menganugrahkan rasa ini bukan untuk kita ingkari, aku bersyukur aku masih bisa merasakan apa yang disebut Cinta. semua ini memberikan banyak Hikmah tentang kekuatan hati.
Jangan risaukan katakata yang tak terucapkan
biarkan menggenang dalam kolam ingatan
atau angin menyingkap rinduku
atau angin menyingkap rinduku
yang tersembunyi di dedaunan
dan melepaskannya padamu
dalam bentuk musim gugur yang indah.
aku tak kan pernah lagi mencoba melupakanmu, karena hadirmu begitu berharga dalam hidupku. mungkin memang kau tak tertulis untukku, tapi tetap akan ku maknai. suatu saat nanti, aku yakin bahwa Tuhan pasti menuliskan yang terbaik untukmu dan untukku.
Disetiap jiwa yg ku jiwai...
Tak mampu menitih uraian kata hati
Yang kau tulisi
Tak hanya berjiwa
Tak hanya bermakna
Tak hanya ilusi belaka
Namun, dari lubuk hati yg suci
Terlahir jiwa sejati...